Sabtu, 12 Mei 2012

Setiap detik adalah berharga

Habis ngobrol ngalor ngidul  dengan teman sekosan, kembali ke "singgasana" pribadi tapi belum berat juga menutup mata alias tidur. Padahal sudah hanya ditemani si lampu belajar yang nyalanya kuning temaram, dan lampu utama dimatikan. Enak banget buat tidur, tapi saya belum mengantuk. Membuka blog Paulo Coelho, dan menemukan kutipan yang asik dan lagi-lagi, "Iya banget!". Judulnya, The Magic Moment. Ini cuplikannya :

Every day – together with the sun – God gives us a moment in which it is possible to change everything that makes us unhappy.
Every day we try to pretend that we don’t realize that moment, that it doesn’t exist, that today is just the same as yesterday and will be the same as tomorrow. But if you pay attention, you can discover the magic instant.

“What did you do with the miracles that God sowed for your days? What did you do with the talent that your Master entrusted to you? You buried it deep in a grave because you were afraid to lose it. So this is your inheritance: the certainty that you have wasted your life.”


Saya jadi ingat ibu saya yang sering sekali bilang, "Lakukan sesuatu yang berguna". Simpel. Sering sekali diucapkan dari saya kecil. Berawal hanya dari nasihat kecil karena prihatin mungkin melihat si anak gadis leyeh-leyeh saat liburan sekolah dengan tidak melakukan apa-apa. Tapi jadi selalu teringat dan berefek cukup besar buat saya. Waktu itu rasanya makin cepat dan umur semakin bertambah tua. Kalau dipikir secara logika, rasanya memang benar-benar orang merugi bagi yang tidak memanfaatkan si waktu ini.

Sadar.

Kadang seringkali orang mengarungi aktivitas hariannya begitu saja, dan sampai di suatu titik di mana mulai berpikir "Eh tadi saya ngapain aja? Buat apa saya begini?". Dan tidak jarang juga seseorang bahkan tidak pernah berhenti sejenak di titik tersebut untuk sadar. Sadar apa yang sudah dilakukan dan yang terpenting apa yang sudah didapatkan, lalu disyukuri.

Saya percaya kalau setiap detik dan setiap momen adalah berharga. Dan Tuhan menciptakan waktu dan skenarionya, mulai dari skenario besar jalan hidup manusia sampai perjalanan angin meniup daun-daun itu tidak main-main

Saya analogikan dengan hal kecil. 

Ketika saya berjalan dari gerbang belakang kampus hingga gedung kuliah saya dengan tidak peduli kanan-kiri, tidak ada manfaat lebih yang saya dapatkan selain mencapai gedung kuliah. Tetapi ketika saya berjalan dan mengamati kanan kiri saya, sadar dengan keadaan bahwa saya sedang berjalan di antara gedung dan pohon, melihat cuaca yang sedang keren atau cahaya matahari dari kisi-kisi daun di pohon, wah itu bisa seketika membuat saya tersenyum. Meskipun hanya simpul kecil, tapi syukurilah itu.

Percaya.

Percayalah pada semua momen dan peristiwa yang terjadi di kehidupan. 

Bukan, itu bukan hambatan, tapi itu tantangan. (kalimat ini saya ingat dari perkataan Mas Sano bulan Maret lalu)

Percayalah kalau semua yang terjadi adalah sebuah peluang. Semua yang tidak enak adalah sebenarnya akan baik-baik saja. Percaya, jalani. Jika ternyata menurutmu gagal, ya mungkin coba lagi atau coba dengan cara lain. Tapi jangan menyesali setiap momen yang sudah lewat. Yang namanya "semua ada hikmahnya" itu benar banget! Rugi besar kalau dari sekian banyak waktu yang kita habiskan untuk sesuatu, kita tidak bisa mengambil buah dari hal itu, meskipun menurut kita itu adalah sebuah kegagalan.

Setiap detik adalah (sangat) berharga!


 *) Memberi semangat dan mengingatkan diri sendiri. Beberapa kali sedang sering "tidak sadar" :p. Terima kasih untuk orang-orang di sekelilingku yang menjadi penjaga untuk memaknai setiap hal kecil, dan mama, wanita keren yang selalu mengajariku untuk bersyukur. Alhamdulillah :)


Kamis, 10 Mei 2012

Belajar Menata Kerangka Berpikir dan Organisasi

Senin, 26 Maret 2012
16.00 WIB Dipati Ukur 65 Pav

Dulunya kegiatan ini dinamai Rabu belajar, yang rutin dilakukan tiap Rabu oleh teman-teman Komunitas Sahabat Kota (KSK). Sekarang tidak rutin diadakan per minggu, tetapi hanya beberapa kali saja. Kali ini Kak Agni akan berbagi soal "Organizing Organization".

Diawali dengan perkenalan satu persatu sambil diiringi musik yang berbeda setiap orangnya. Kami diminta untuk menggambar tentang diri yang berhubungan dengan lagu acak yang diberikan untuk masing-masing dari kami. Yap, saya bersama Agni, Ani, Puteri, Deta, Atu, Awe, Susan, Dede, Asep, Rendy, dan Haris. Lagu untuk saya adalah Fly Me to The Moon, yang saya gambarkan dengan diri saya memandang bulan. Apa tuh artinya? 

"Halo, perkenalkan nama saya Rani. Saya suka memperhatikan hal-hal kecil dan itu sangat mempengaruhi mood saya. Salah satu contohnya memperhatikan bulan" 

Media belajar kami di sini adalah berlembar-lembar kertas re-use, krayon, dan spidol. Mendeskripsikan sesuatu lewat tulisan singkat maupun gambar, yang kemudian masing-masing menceritakan isi miliknya.



Corat-coret selama lingkar belajar


Sesi 1 Appreciative Inquiry

Bagaimana Bandung yang sekarang menurutmu? 

Sebagian besar menjawab : Macet, Penuh, Panas, tapi.. orang-orangnya cair dan sebagainya. Nah inti materinya adalah ada 4 tipe seseorang menilai sesuatu :
  1. Jawaban Konstruktif
    • (Negatif), tetapi menyebutkan sebab-sebabnya
    • (Positif) dengan menyebutkan harapan ke depannya
  2. Jawaban Destruktif
    • (Negatif), titik
    • (Positif) tapi... (menyebutkan hal negatif lainnya)
Dari sini saya belajar sesuatu untuk mencoba menilai segala sesuatu dari sisi konstruktif. Menilai dengan rasa optimis dan menganalisis kenapa hal negatif tersebut bisa terjadi. Untuk sesi ini saya jadi berkaca dan menemukan kenyataan bahwa kebanyakan didikan semua orang adalah mengevaluasi segala sesuatu mulai dari hal negatif. Padahal banyak hal positif yang ada, patut disyukuri dan terus bisa dikembangkan. Saya merasa beruntung telah menyadari ini :)


Sesi 2
Dalam sesi ini banyak hal yang saya dapatkan sekaligus. Kami dibagi dalam 3 kelompok dengan 3 hal berbeda yang harus kami perankan dan kerjakan :
  1. Sebagai orang-orang dalam pemerintah kota Bandung yang mau membuat program asik untuk Bandung
  2. Perusahaan tekstil yang di demo pegawainya, meminta kenaikan gaji
  3. Menilai teman-teman dari cara berpakaian (saya dapat yang ini)
Saya ceritakan proses saya dan teman sekelompok menilai cara berpakaian teman-teman lain. Mulai dari "anak kesayangan dosen" sampai "wanita karir". Awalnya kami mengerjakan dengan hanya membuat coretan nama dan deskripsi di kertas, memanjang ke bawah. Lalu Kak Agni mengajukan bentuk kotak segi empat dibagi empat (seperti sumbu x dan y) dengan sumbu vertikal atas untuk zaman dulu, dan bawah untuk hip/trend. Sedangkan pada sumbu horizontal sebelah kiri untuk casual dan kanan untuk formal. Kami diminta menempatkan nama-nama sesuai posisinya. Misalnya Rani bergaya casual agak jadul, maka nama saya diletakan di sebelah kiri agak ke atas.

Ketika proses evaluasi, saya belajar untuk mencoba memodelkan dalam pemetaan sesuatu. Saya akui tabel dari Kak Agni membuat pemetaan menjadi lebih simpel dengan waktu yang ada. Saya si anak yang masih punya kesulitan meringkas sesuatu dan harus detail ini merasa menemukan cara baru dalam pemetaan. Yeay! Model semacam ini bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis pemetaan.

KISS : Keep It Simple Stupid!


Conflict Resolution Model
Dalam rapat, Edward de Bono punya teori Six Thinking Hats, 6 cara berpikir :
  1. White hat : focuses on data, facts, information known or needed
  2. Red hat : focuses in feelings, hunches, gut instinct & intuition
  3. Yellow hat : values & benefits, why something may work
  4. Black hat : difficulties, potential problems, why something may not work
  5. Green Hat : creativity, possibilities, alternatives, solutions, new ideas
  6. Blue hat : manage the thinking process, focus, next step action plans.
Waah ini membuat saya geli sendiri membayangkan bagaimana cara saya berpikir dalam rapat. Melihat teori ini dan mengingat rapat-rapat yang saya jalani, ya ternyata masing-masing orang punya kecenderungan dan perannya masing-masing. Membicarakan sesuatu kadang membutuhkan semua komponen pemikiran-pemikiran ini :)

Untuk simulasi perusahaan tekstil, ada 2 jenis cara untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut 2 pihak :
  1. Emotional :
    • Light : sama - sama mengalah
    • Fight : pihak lain yang kalah, diri sendiri memenangkannya
    • Give up : pihak lain yang dimenangkan
  2. Rational :
    • Consensus : tercapai kesepakatan
    • Compromize : win lose - win lose
    • Evade responsibility : mengundang pihak ke tiga sebagai penengah
Nah, apa kebiasaanmu dalam menyelesaikan permasalahan 2 pihak?

Untuk simulasi program oleh pemerintah kota Bandung, ada teori tentang poin-poin yang perlu dipertimbangkan dalam merancang sesuatu :

Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Frame
Positively Stated, Understood, Relevant, Ethical
Challenging, Legal, Enviromentally sound, Accept, Recorded

Untuk mencemplungkan seseorang dalam organisasi atau komunitas kita, ada beberapa poin yang perlu dilewati untuk mencapai titik totalitasnya :
  1. Orientation
  2. Trust Building
  3. Goal Clarification
  4. Commitment
  5. Implementation
  6. High Performance
  7. Renewal
Dan pastinya dalam pendampingan seseorang yang nantinya akan kita percaya adalah memerlukan tahap :
  • Instruksi
  • Coaching (mendampingi sambil ditemani)
  • Support (dukung 100%)
  • Delegating (mendelegasikannya, mandiri)
Nah rentetan teori tadi disampaikan Kak Agni dengan berbekal buku "The Decision Book". Berbagai macam permodelan dapat diakses di blog 50topmodels

Ini dia "kitab" nya

Sekarang ada teori yang dibuat oleh Kak Agni sendiri, dari hasil sejuta pengalamannya. Step-step dalam menjalani meeting, ABCDEF Meeting :
  • Accumulative, kumpulkan bahan-bahan untuk meeting
  • Brightness, pilih "aha!" momment dari sekian banyak bahan/ide
  • Constrain, buat batasan
  • Develop, kembangkan ke hal detail
  • Enthusiasm, membagu tugas sesuai interest masing-masing
  • Focus!
  • Goals (ini yang harus dibuat dari awal)
Semua ini hanyalah teori, intinya adalah Walk the Talk. Semuanya belum benar kalau belum diaplikasikan. Saya jadi terdorong untuk mengaplikasikan beberapa permodelan, mulai dari hal-hal kecil. Sayangnya masih sedikit orang Indonesia yang merefleksikan cara belajarnya, hanya fokus pada tools yang ada dan terkadang lupa merefleksikan diri sendiri.

Yak, sudah dapat teorinya, saatnya mencoba merealisasikannya!

Terima kasih untuk Kak Agni Yoga Airlangga yang sudah membagi energi dan ilmunya :) semoga sukses terus berkarya di Kota Malang!

Rabu, 09 Mei 2012

Papermoon Berbagi di Kota Kembang

Minggu 18 Maret 2012

Masih ingat Papermoon Puppet Theater yang pertunjukannya sempat saya ceritakan 2x kemarin kan? Nah setelah beberapa kali berharap dan mengusulkan mereka untuk main ke Bandung, akhirnya kesampaian juga!

Seminggu lamanya tim Papermoon berkegiatan di Bandung. Dimulai dari tanggal 18 Maret dengan pembukaan pameran di bilangan Jalan Sosiologi No. 14 Kompleks Perumahan UNPAD, Cigadung. Ada mini performance untuk pembukanya, tetapi karena saya dan teman-teman baru selesai latihan basket sekitar pukul 6 sore, maka kami terlambat sampai di sana.

Saya, Devita, dan Puteri sampai tanpa menyaksikan si mini performance. Setelah memeluk dan menyapa Mbak Mita dan Mbak Ria si empunya Papermoon, kami berkeliling di mini pameran ini. Masuk ke ruang pertama, saya dikagetkan dengan bentuk sangkar besar ini. Warna lampu yang kuning mempercantik dan menambah keserasian. Tali-tali yang tergantung ternyata beberapa di antaranya bisa mengendalikan sebuah bonekan di tengahnya. Menarik! Di bawahnya terdapat boneka mini yang bisa dimainkan dengan memasukan tangan ke dalam bolongan kaca.

Ini si boneka yang bisa digerakan lewat tarikan beberapa bola yang menggantung.


Ini si boneka mini yang bisa dimainkan di dalam kotak :)

Kemudian kami berlanjut ke ruang perpustakaan. Saya baru tahu kalau rumah ini juga membuka perpustakaan yang dibuka setiap hari. Di rak buku terpampang koleksi video Papermoon dan beberapa boneka mini, representasi boneka Papermoon. Yang menarik adalah mainan di bawah ini yang bisa bergerak-gerak ketika diputar, buatan Mas Iwan. Cerdas sekali!


Bisa bergerak naik turun! Bahannya terbuat dari kertas-kertas yang agak tebal. Keren!

Konsep pameran ini adalah "When private meets public", dengan memanfaatkan sudut-sudut dalam sebuah rumah. Rasanya memang sangat hangat dan menyenangkan! Apalagi setelah melihat-lihat, kami menghabiskan waktu cukup lama untuk menikmati berbagai macam pasta dan diselingi obrolan dengan teman-teman di sana. Mulai dari cerita Mbak Ria dengan dunia Papermoonnya, sampai obrolan-obrolan renyah dengan celetukan yang membuat saya tidak bisa berhenti tertawa.

Kami sempat diboyong ke garasi, tempat dilakukan mini performance sebelumnya. Di sana diletakan boneka "Moyo" pada pementasan Mwathirika dan Pak Wi dari Setjangkir Kopi dari Playa. Devita dan Puteri yang belum pernah melihat pertunjukan mereka pun sangat bersemangat. Mbak Mita sempat beberapa kali mencoba memberi tutorial singkat memainkan Moyo. Saya sempat mencobanya juga. Kesan saya adalah : pertama, tangan harus kuat karena harus menahan kepala si boneka dalam posisi tegak agar terlihat hidup. Kedua, susahnya bukan main dalam memainkan pergerakan si kepala, karena menentukan arah pandang si boneka yang membuatnya nampak hidup. Ketiga, sulitnya memindahkan "nyawa" ke benda mati! Wah semakin salut dengan Papermoon! :D

Mbak Mita memainkan Moyo sambil memberi tutor singkat

Puteri dan Devita asik mencoba "menghidupkan" Pak Wi

Setelah puas ber haha hihi dan kenyang dengan sajiannya, kami pamit pulang. Tidak sadar sampai benar-benar sudah sepi dan tinggal kami dari sekian tamu yang datang. Senang sekali! :)

*)Kabarnya bulan Juni ini Papermoon akan mengadakan pementasan di Bandung! Ayo buat yang sedang di Bandung dan belum pernah menyaksikan! Harus atau rugi nanti! Saya sepertinya absen dulu untuk pementasan yang ini karena harus kerja praktek selama bulan Juni :(