Rabu, 18 Desember 2013

Refleksi Tahun 2013 : Main di Kandang?


Ya, tahun ini saya tidak menghasilkan banyak tulisan. Bahkan terhitung hingga saat ini, hanya hampir sepertiga dari hasil tulisan saya tahun lalu. Saya ingat kembali kalau tahun ini tidak banyak saya habiskan untuk bermain dan bertualang ke tempat-tempat baru, mengikuti berbagai macam kegiatan di luar seperti tahun-tahun sebelumnya.

Karena tugas akhir?

Hahaha. Tidak juga. Sebuah keputusan mengejutkan yang saya buat membuat saya harus mengundur waktu kelulusan saya hinggal April 2014 nanti (aamiin). Dengan minimnya pengembaraan saya ke tempat-tempat baru tahun ini, saya tidak katakan kalau saya tidak belajar banyak. Keputusan besar untuk berkomitmen dan mengabdikan diri di lingkungan yang sama, tidak terlalu besar, bahkan mengurus kebutuhan dasar manusia-manusia dalam lingkup tertentu ini sama sekali tidak terpikir dalam rencana hidup saya. Tapi saya belajar banyak. Banyak sekali. Dan hingga saat ini saya masih tidak bisa berhenti mensyukuri skenario dan 'ramuan' lingkungan yang Tuhan berikan untuk menjadi wadah belajar dan berkembang untuk saya.

Keputusan untuk mengurus kandang sendiri

Yang saya kerjakan saat ini di kampus menuntut saya untuk dapat berkomunikasi dengan berbagai jenis pihak. Bahkan bukan hanya berkomunikasi, namun saya harus mampu 'mengadvokasi' sebuah hal yang saya anggap benar ke beberapa pihak berbeda. Ini adalah hal baru untuk saya. Sejujurnya saya sempat takut menerima amanah ini di awal. Ini bukan keahlian saya dan bidang yang sudah sering saya geluti selama ini. Saya tidak kenal banyak pihak di lingkungan ini. Namun atas dasar kepercayaan dan niat bahwa sudah saatnya saya memberikan sesuatu ke lingkungan yang akan saya tinggali ini di tahun depan, saya terima amanah ini.

Berbuat baik itu sederhana

Dulu saya banyak terpaku dengan membuat karya dan memikirkan hal-hal besar yang seakan-akan untuk kepentingan orang banyak. Namun rupanya lingkungan terdekat yang selama ini saya anggap semuanya baik-baik saja, tidak semanis dan seberuntung penampakannya. Lagi-lagi saya teringat perkataan Pak Anies Baswedan yang menganalogikan kampus sebagai kolam renang, tempat berlatih sekeras mungkin sebelum terjun ke samudera. Kolam renang, sebagai sesuatu yang terukur. Ya, kami benar-benar sedang berlatih keras untuk berenang di dalamnya sekarang. Dan hey, kampus saya ini rupanya berisikan ikan dan tetumbu karang yang sewarna-warni itu! Lalu lagi-lagi saya merasa beruntung bisa 'berenang' lebih dalam, berlatih, dan mengenal isinya.

Saya selalu tersenyum mendengar komentar Wakil Rektor saya, Pak Kadarsyah, ketika beliau mengingatkan berulang kali pada saya. "Kamu sedang belajar menjadi public leader, setiap keputusan yang diambil harus untuk kepentingan orang banyak". Dan benar sekali. Baru kali ini saya merasakan efek secara langsung atas setiap keputusan dan kegagalan yang saya dan teman-teman ambil. Nasib keberlangsungan hidup di kampus dan kesejahteraan sekian banyak anak ada di tangan kami. 

Memberikan penghargaan pada diri sendiri itu sederhana

Mengetahui bahwa hal kecil yang kamu kerjakan itu sangat membantu, lalu membuat orang lain tersenyum, sudah membuat kesenangan yang tidak ternilai. 

Menemukan bahwa kita adalah orang yang masih jauh lebih beruntung, membuat malu diri sendiri dan menambah rasa syukur.

Lalu untuk tim kerja saya yang luar biasa, kebahagiaan itu juga dibentuk dengan sederhana. Melihat kedekatan tim dan keikhlasan bekerja yang terbaik untuk kepentingan orang lain, saya senang bukan main. Ini adalah energi terbesar yang pernah saya dapatkan dari lingkungan bekerja saya. Energi yang ditularkan antar manusia itu benar adanya.

Perasaan marah, meledak-ledak, menangis, tertawa, hingga senyuman puas sudah sempat saya cicipi. Manusia itu luar biasa beruntung karena mendapatkan anugerah untuk mengekpresikan apa yang ada di hatinya. Sejujurnya, ini seru sekali! :) Semakin digeluti, semakin sadar bahwa saya masih harus banyak belajar! Bahwa berhubungan dengan manusia hingga menginvestasi sebuah hal besar seperti mimpi ke dalamnya gampang-gampang susah. Kalau kata partner saya, harus belajar nrimo. Ya, dengan belajar menerima semua perbedaan orang lain terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan hal yang kita kerjakan, semuanya terasa lebih mudah.

Ke depannya akan ada ratusan bahkan, ribuan, bahkan jutaan jenis manusia yang akan saya temui dan geluti di luar sana. Saya sangat bersemangat! Terima kasih untuk semua skenario dan 'ramuan' lingkungan sosial untuk tempatku belajar ini :)

Selasa, 10 Desember 2013

Santapan Cepat Saji Tanpa Rasa Bersalah





Ritme kehidupan di era saat ini membuat sebagian besar orang tidak mampu menyisihkan banyak waktu untuk pemenuhan urusan perut. Khususnya untuk usia mahasiswa dan pekerja yang dipadatkan dengan berbagai aktivitas. Untuk itu jenis makanan cepat saji mau tidak mau menjadi pilihan utama. Lain lagi ceritanya untuk sebagian besar orang yang sengaja memilih jenis makanan ini atas dasar selera, trend, dan pemuasan lidah. Bahkan ditemukan pula bahwa konsumsi jenis fast food menjadi salah satu pilihan untuk memberikan reward pada diri sendiri, meskipun ada sedikit perasaan bersalah dalam mengonsumsinya. Berbagai macam alasan ini mengakibatkan fenomena fast food makin menjamur, khususnya bagi masyarakat urban. 

Fast food = Junk Food?

Saya bisa bilang hampir semua makanan cepat saji dapat dikategorikan pula sebagai junk food. Konsumsi yang mengenyangkan, tetapi hanya berujung pada peningkatan kolesterol dan lemak yang tinggi untuk tubuh. Junk food bersifat sangat addictive bagi penikmatnya. Belum lagi produk-produk makanan yang beredar di supermarket saat ini semakin tidak familiar kandungannya. Istilah-istilah aneh yang-bahkan-saya-tidak-mampu-melafalkan-dengan-benar memenuhi bagian daftar kandungan yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman saat ini.

Di tengah keprihatinan itu, Helga, sahabat saya sejak SD yang satu ini dengan semangat menggebu-gebu menumpahkan keluh kesahnya tentang fenomena kandungan makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat saat ini. Di balik keluhannya, ia ceritakan juga ide dan mimpi besar bersama partnernya, Max. 

Mimpi besar membawa pasangan ini memutuskan untuk kembali ke tanah air setelah 4 tahun mengeyam pendidikan tinggi di Belanda. Iming-iming pekerjaan dan gaji berlimpah di sana kalah dengan idealisme dan spirit untuk membangun usaha dan kampanye di bidang makanan sehat. Wow!

Terhitung semenjak bulan Juli-November mereka sibuk mewujudkan ide hingga akhirnya semua orang bisa mencicipi karya mereka. Hamburger menjadi pilihan makanan yang mereka jual, sebagai salah satu jenis makanan yang paling digandrungi para pecinta fast food. Max sebagai vegetarian mewujudkan sajian ini dalam kandungan yang lebih 'ramah' untuk tubuh kita. 

Patty yang biasanya berbahan baku daging diwujudkan dengan pilihan bahan jamur, bayam, atau kacang-kacangan. Roti yang biasanya mengandung pemutih, mengandung banyak gula, dengan bahan lain yang mengenyalkan tekstur diwujudkan dengan homemade bun berbahan gandum namun tidak kalah enak tekstur dan rasanya. Saus mayonnaise dengan lemak tinggi diwujudkan dengan homemade light mayonnaise.

Yes, they call it Burgreens!


Welcome!


Sebagai pecinta makanan sejujurnya saya sangat menikmati sajian berkualitas ini. Terlebih idealisme dan konsep mereka yang kuat, bukan hanya kepentingan meraup keuntungan semata. Lokasi dengan wilayah perumahan di bilangan Rempoa ini disulap menjadi cafe dengan ukuran yang tidak terlalu besar, namun sangat meneduhkan pengunjung. Dengan konsep dan sentuhan yang sangat personal dari Banyu dan Helga, kita berhasil dibuat betah berlama-lama di sini. Cuaca dan matahari yang terik terhalang dengan teduhnya pohon-pohon kamboja di sekitar meja. Sebagai pemain baru di bisnis makanan dengan konsep yang unik, tim Burgreens juga berusaha menjaga hubungan personal dengan setiap pelanggannya.


Pemandangan ke dalam dapur
Say Hello! Here you are, the  open kitchen
Interior dengan sentuhan yang personal
Sajian burger yang sangat mengenyangkan dapat dipilih sesuai selera. Mulai dari patty, bun, dan sausnya. Namun jika baru pertama kali ke sini dan penasaran untuk mencicipi ketiga jenis patty sekaligus, Anda bisa memilih menu Mini Trio. Tiga burger mini dengan patty yang berbeda-beda ; Mighty Mushroom, Spinach Chickpeas, dan Battlebeans


Ayo tentukan menu pilihanmu!
Yummy Mini Trio :9 
Untuk sajian minum disediakan pula minuman yang cocok untuk udara Jakarta yang panas. Pesanlah smoothies yang tidak hanya menyegarkan, namun juga menyehatkan; Groovy Berry dengan campuran pisang, strawberry, dan susu kedelai; Cheerish Choco dengan campuran pisang, nanas, susu kedelai, dan dark chocolate ; Green Goblin dengan campuran pisang, nanas, bayam, strawberry, dan plain yoghurt. Yummy! 

Sebagai pecinta dessert, tidak ketinggalan saya pesan 1 scoop raw ice cream, Chunky Monkey. Lengkap sudah! Mengenyangkan sekaligus menyehatkan badan. Saya makan tanpa rasa bersalah sama sekali! :) Hehehe. Selain itu kita bisa juga membawa pulang Homemade Peanut Butter, Rawballs, dan Sweet Potato Chips. Semuanya asli dibuat oleh tangan Chef Max sendiri. Untuk yang suka ngemil seperti saya, sweet potato chips berbahan ubi ungu yang digoreng dengan canola oil ini membuat ketagihan banget! Padahal bumbu yang digunakan tanpa MSG sama sekali.


Chunky Monkey Ice Cream
Sweet Potato Chips
Ingin memuaskan lidah dan perut tanpa rasa bersalah? 

Burgreens dapat ditemui di beberapa festival. Namun jika ingin mencicipi seluruh 'karya' Burgreens dan menikmati suasananya, saya sarankan untuk mampir langsung ke cafe mereka. Waktu favorit saya adalah di sore hari. Angin berhembus semilir dan udara tidak terlalu panas. Di tempat ini tersedia fasilitas wifi jika ingin berlama-lama dan memboyong pekerjaan ke sini. Untuk yang tidak berkendaraan pribadi, Burgreens dapat dengan mudah dijangkau dengan angkot S08 dari arah Terminal Lebak Bulus, dan kemudian turun di depan belokan Jalan Flamboyan (sebelum Giant Supermarket Rempoa dan persis dekat Alfamart). Lalu jalan kaki kira-kira 200 meter lurus ke dalam. Anda dapat temukan Bugreens di sisi kiri jalan.

Had enough junk food? Come over!


Burgreens Organic Eatery & Home Delivery
Jl.Flamboyan no 19

Rempoa, Jakarta Selatan
Tuesday - Friday 12 am - 9pm
Saturday - Sunday 9am - 9pm


Waze: BURGREENS eatery
Facebook Fanpage : Burgreens
Instagram : @burgreens #eatwhatyoucanpronounce